An Other Land
Relasi yang dibangun oleh setiap individu dengan ingatan mengenai sebuah lokus relatif beragam dan unik. Ingatan yang bertumpuk maupun ingatan tunggal yang dipertahankan tidak jarang justru bertentangan dengan kenyataan yang terjadi. Relasi yang bertahan pada dunia ide tidak menutup kemungkinan memberi lapisan makna yang tak kasat mata oleh pandangan banal. Ada banyak aspek yang melatarbelakangi relasi antara individu dengan sebuah lokus guna membangun sugesti tertentu. Tumpukan berlapis yang terdiri dari memori kolektif, pengalaman, imajinasi dan persepsi memengaruhi proses pembentukan relasi individu dengan lokus tertentu. Hal yang otentik sekaligus unik ini menarik untuk dirogoh dan segera di ‘rupa’kan ; sering Kali memberi emanasi dari sebuah lokus dengan penawaran berbeda.
Sebuah lokus yang bisa berupa ruang atau tempat dalam definisi yang luas, sering kali mengalami metamorfosis dalam ingatan kita; bergantung pada apa yang ingin kita kenang terkait lokus tersebut. Selain faktor internal dari individu, faktor eksternal juga turut andil dalam pembentukan konstruksi ingatan tentang lokus yang bisa bermuara pada banyak ragam seperti alegori, trauma, haru, dan lain sebagainya. Tapi apa pun bentuknya, ingatan tersebut merupakan indikasi awal terbangunnya konstruksi memori visual yang bersifat fotografis.
Media fotografi yang sangat akrab dengan aktivitas hari ini sebagai ekstensi dari memori, bisa dibilang menjadi sarana elaborasi bagaimana sebuah relasi yang dibangun oleh individu dengan sebuah lokus bisa diwujudkan secara personal. Fasilitas teknologi fotografi yang tersedia juga menjadi ruang eksperimen yang semakin luas. Dengan demikian, kemungkinan setiap individu untuk membangun relasi ideal antara diri dan dunianya, membuka kemungkinan ragam transformasi visual. Citraan yang muncul bisa mulai dari sekadar mimesis hingga nyaris mencapai titik abstraksi yang menyisakan setitik impresi.
Pada pameran An Other Land ini pada dasarnya merupakan refleksi berbagai irisan dari setiap sisi manusia dalam merespons sebuah lokus personal. Berbagai karya yang ditampilkan merupakan respons para seniman dalam menggunakan medium berbasis fotografi untuk mengolaborasikan dunia ‘dalam’ dengan dunia ‘luar’ dalam kerangka psikologis yang melibatkan sisi kesadaran dan bawah sadarnya. Tentu ini bisa menampilkan berbagai kemungkinan dalam representasi visualnya. Munculnya kesan personal yang bisa saja bersifat tumbukan, paradoks juga dualisme bahkan abstraktif, sangat mungkin terjadi dalam citraan visualnya. Namun pendekatan beragam dari 8 seniman yang terlibat dalam pameran ini terdapat benang merah yang cukup jelas dalam proses berkaryanya, yaitu proses pengendapan untuk mendapat penglihatan dalam keadaan jernih. Berbagai aspek eksternal dan internal yang memengaruhi proses berkarya, akhirnya dibiarkan mengendap sehingga mereka bisa mendapatkan sebuah kejernihan visi maupun refleksi yang dianggap tepat sebagai representasi.
Aditya DP
Angga Aditya Atmadilaga
Ary Rustandi
Gustav Hellberg
Helmi Frawisandi
Kurnia Ngayuga Wibowo
Ravli Ferial Mohamad
Septian Hariyoga
E-Katalog
Tinggalkan Balasan