MIMPI PULANG
Pameran Tunggal Amara Ismael Sudibjo
26 September – 20 Oktober 2024
Di Orbital Dago
Jl. Rancakendal Luhur No.7
Bandung


Orbital Dago dengan bangga mempersembahkan pameran tunggal dari Amara Ismael Soedibjo (lahir 1986) yang tinggal dan bekerja diantara Belgia dan Skotlandia. Amara merupakan perupa yang banyak mengolah gagasan tentang batas, tubuh, sejarah, geopolitik hingga gender. Besar dan tumbuh dalam lingkungan diplomat, menuntut ia untuk bermigrasi dari suatu wilayah ke wilayah lain di dunia ini.
.
Pada pameran tunggal pertamanya di Indonesia, Amara tertarik narasi – narasi sejarah yang berhubungan dengan Indonesia di masa lampau. Pada tahun 2020 ia menjelajahi Skotlandia, dan menemukan sebuah batu prasasti yang hingga kini masih terpajang di pekarangan seorang tokoh sejarah pada masa kolonial, di daerah Roxburgshire. Prasasti tersebut dikenal sebagai Minto Stone atau prasasti Sanggurah yang berasal dari wilayah Jawa Timur, Indonesia. Batu Minto pada awalnya ditemukan oleh kroni – kroni dari Sir Thomas Rafles dan kemudian ia bawa ke India untuk dihadiahkan kepada atasan Rafles yaitu Lord Minto. Pengalaman Amara dalam mengobservasi prasasti Sanggurah tersebut, direfleksikan melalui karya – karya yang dipamerkan pada pameran bertajuk “Mimpi Pulang”.
.
Amara memproduksi sejumlah karya berupa lukisan, fotografi, teks dan patung yang secara keseluruhan bermuara kepada pertanyaan terhadap prasasti Sanggurah; bisakah dikembalikan ke tempat asalnya yaitu di Indonesia? Seperti kita ketahui, prasasti tersebut ditemukan pada masa pra kemerdekaan dan belum didirikannya negara Republik Indonesia. Sampainya prasasti tersebut ke tangan Thomas Rafles, adalah kesepakatan antar individu dan tidak diatas lembaga ataupun kesepakatan antar negara. Kompleksitas seputar upaya pengembalian prasasti Sanggurah tersebut, menjadi materi utama yang diolah Amara.
.
Tajuk “Mimpi Pulang” ini, Amara ajukan sebagai bentuk harapan sekaluigus pertanyaan kepada kita warga dan pemerintah Indonesia; apakah kita bisa kembali meraih benda – benda sejarah, salah satunya prasasti Sanggurah ini? ataukah hanya sekedar angan – angan belaka?