Perjalanan Senyap

posted in: PAST EXHIBITION | 0

 

“PERJALANAN SENYAP“

Pembukaan tanggal 6 Mei 2017, Jam 19.30 WIB
Pameran dibuka untuk umum :
7 Mei – 11 Juli 2017

Perjalanan Senyap merupakan pameran dalam rangka peresmian galeri Orbital Dago, yang mengundang 13 seniman untuk menafsirkan secara terbuka kepada teks karya Nightsea Crossing dari performans Marina Abramovich dan Ulay. Untuk mengembangkan makna – makna dan nilai sejarah suatu karya tersebut kedalam ungkapan visual para seniman sekarang, yang dikepung oleh derasnya produksi dan pusaran citraan. Juga mengaitkannya dengan persoalan otoritas dan identitas seniman yang individual seperti yang diyakini jaman Modern klasik yang kemudian dipahami ke dalam dalam era seni rupa hari-hari ini.

 

Dari tahun 1976 hingga 1988, Marina Abramovic (lahir pada tahun 1946 di Beograd) dan Ulay (lahir tahun 1943 di Solingen sebagai Frank Uwe Laysiepen) adalah sepasang kekasih, pasangan seniman yang tinggal dan bekerja bersama-sama. Kolaborasi ini menarik, bukan saja karena didasarkan pada prinsip kesetaraan mutlak antara dua seniman, sehingga mengatasi motif jenius dan perenungan mereka yang berjalan melalui sejarah seni, tetapi juga karena membuka dan membagi antara seni dan kehidupan , privat dan publik, menempatkan mereka untuk re-negosiasi. Karya serta performans mereka sebagai pasangan, banyak diteliti pada berbagai tingkat estetika dan sosial-politik kemungkinan dari hubungan interpersonal.

 

Nightsea Crossing adalah serangkaian dua puluh dua pertunjukan yang berlangsung antara tahun 1981 dan 1987 di lokasi yang sangat berbeda di seluruh dunia. Dengan setting (sering didalam museum, kadang-kadang diarea terbuka), tanggal, dan warna pakaian mereka bervariasi, tetapi mereka selalu menggunakan meja kayu mahoni yang sama dan dua kursi yang sama. Mereka menggambarkan performansnya sebagai berikut: “Nightsea Crossing adalah sebuah epik 90 hari di mana menjadi periode yang melibatkan suatu kecepatan dan keheningan , sebelum dan selama performans yang aktual. Performans itu terdiri dari tujuh jam sehari, berkonsentrasi sambil duduk diam tak bergerak dalam keadaan hening”.

 

Hari – hari ini, berbagai pertunjukan mereka hanya dapat diakses melalui dokumentasi foto-foto, rekaman video, atau berbagai tulisan laporan. Bahwa representasi fotografi jauh lebih pas untuk Abramovic dan Ulay daripada dokumentasi belaka , penampilan mereka menjadi sangat jelas dalam pameran di Galerie Michael Jannsen, di Berlin beberapa waktu lalu.

 

Dokumentasi berbagai seni performans, berupa fotografi, rekaman film dan video, atau kertas-kertas kerja para seniman dikumpulkan, di kemas dalam sebuah pameran maupun materi publikasi. Bahkan kemudian, beberapa museum dan kolektor, membeli arsip-arsip dengan harga tinggi. Maka terjadi ironi, Gilbert and George, Marina Abramovich dan Ulay, diawal tahun 70-an, mungkin yang mengawali, menggunakan medium artistik foto, grafis kemudian patung sebagai ekstensi atau perpanjangan dari aksi yang mereka lakukan.

 

Sebagai kemungkinan bentuk “dokumentasi” untuk menjadi strategi yang diperdagangkan dan dimiliki oleh para kolektor. Hal ini juga mengawali suatu gejala dimana, mitos bahwa seniman modern bekerja secara individual, unik, self-center akhirnya tidak menjadi absolut, banyak lubang di batas-batasannya. Produksi seni rupa kontemporer termasuk performans, menurut kritikus Kristine Stiles, dalam ulasannya tentang Performance (Nelson & Shiff, 2003: 88) mengemukakan, bahwa didekade 1980-an, istilah “performance” mulai menyajikan karya beragam dengan bentuk estetik, dari produksi hingga presentasi,serta penafsirannya. Performans menjadi sebagai suatu kategori dalam visual display, hal ini memberi hal baru bagi aspek komersial seni rupa.

 

Pada pameran ini, beberapa seniman diundang dengan mendekati teks atau jukstaposisi konsep maupun aspek tafsiran visual dengan karya Nightsea Crossing –nya Marina dan Ulay.

 

Ke-13 seniman yang menampilkan karya-karya adalah:

 

Aliansyah Caniago . Lahir di Bandung tahun 1987 , tinggal dan bekerja di Bandung.

Dita Gambiro . Lahir di Jakarta, 1986. Tinggal dan Bekerja di Jakarta.

Eddi Prabandono . Lahir di Pati. 1964. Tinggal dan Bekerja di Yogyakarta.

Erika Ernawan. Lahir di Bandung , 1986 . Tinggal dan bekerja di Bandung.

Michael Binuko . Lahir di Biak, 1982. Tinggal dan bekerja di Bandung.

Muhammad Villhamy. Lahir di Surabaya , 1990. Tinggal dan bekerja di Bandung.

Patricia Untario. Lahir di Jakarta, 1984. Tinggal dan Bekerja di Bandung.

Richard Streitmatter – Tran . Lahir 1972 di Bien Hoa ,(Vietnam) , Tinggal dan bekerja di Ho Chi Minh City ,Vietnam.

Wiyoga Muhardanto. Lahir di Jakarta, 1982. Tinggal dan bekerja di Bandung.

Yogie Achmad Ginanjar. Lahir di Bandung 1981.Tinggal dan bekerja di Bandung.

Yudi Noor. lahir di Bandung, 1971. Tinggal dan bekerja di Berlin.

Yuli Prayitno . Lahir di Bandung , 1974. Tinggal dan bekerja di Yogyakarta.

Zico Albaiquni. Lahir di Bandung, 1987. Tinggal dan bekerja di Bandung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.