ORDO GEOMETRIC

posted in: PAST EXHIBITION | 0
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 

Pameran Tunggal Natas Setiabudhi

ORDO GEOMETRIC

29 Maret – 18 April 2018

Pembukaan Kamis, 29 Maret 2018, Jam. 19.00 WIB.
Dibuka oleh : Nurdian Ichsan

Natas Setiabudhi, born 6 August 1973, is a Bandung-based ceramic artist. Graduated MFA at Faculty of Visual Art and Design, Bandung Institute of Technology (ITB), Natas owns and manages Kupu Ceramik Studio, where he produced tableware, functional and interior ceramic products. Natas penchant to geometrical and architectural form has granted him an artistic signature which made his artworks easily identifiable to him. He has participated in many exhibitions at home and abroad, some of the recent ones are: Indonesia Design and Craft Biennale, National Gallery of Indonesia, Jakarta’ The Exhibition of Indonesia Creative Product Week 2013, Rasuna Epicentrum Kuningan, Jakarta; Fourth ASNA Clay Triennial, Karachi, Pakistan; and “Sail Komodo 2013”, Indonesian Ministry of Tourism and Creative Economy, Kupang East Nusa Tenggara, Indonesia. Natas was one of the artist-in-residence participants during Jatiwangi Artist in Residence Festival 2010, in Majalengka, West Java, and has had a solo show in 2012, titled “Landscape #2”, S.14 Gallery, Bandung, Indonesia.Jakarta Contemporary Ceramics Biennale 1st (2009), 3rd (2014). 2017​: Residency , Ceramic Artist Exchange – Tandem, Kuenstlerhaus Stadttopferei Neumunster, Germany.

 

Pameran “Ordo Geometric” adalah pameran tunggal kedua seniman keramik asal Bandung , Natas Setiabudhi (Lahir 1973) . Sejak sedekade lalu karya-karya keramiknya menampakan bentuk geometris dengan  menciptakan modul-modul keramik berbahan stoneware. Perilaku berkarya keramiknya jarang dilakukan dalam tingkat keramik studio seniman, karena butuh kecermatan dan perhitungan yang tepat dalam prosesnya, seperti produksi keramik industrial. Tetapi Natas sepertinya terlanjur menikmati bentuk-bentuk yang eksak dan penerapan warna yang didominasi putih zirconia yang merata dan halus pada permukaannya. Walaupun dilakukan secara manual.

Menurut Natas, modularitas dalam khazanah seni modern digunakan dalam disiplin disain industri dan arsitek. Jenis produknya berorientasi efisiensi dan bersifat mass product. Dalam konteks karya, modulnya bersifat spesific object (objek khusus) yang dalam penyusunannya seperti membangun sebuah struktur atau kontruksi yang biasa dilakukan oleh para arsitek. Bentuk yang khusus ini menciptakan berbagai konfigurasi karya yang berbeda-beda.

Karya-karya keramiknya sebagian besar terdiri dari permainan susunan modul dengan masing-masing berbentuk segi empat yang atasnya mengerucut persegi tiga ; menyembul keatas dan bagian dalam terbalik , terbenam kedalam atau seperti juga positif / negative yang kemudian oleh Natas dimaknai sebagai adanya dualisme. Bagi sang seniman, konsep dualisme merupakan konsep universal yang berlaku dalam fenomena alam maupun hal yang sifatnya material dan spiritual. Dualisme dapat dikontekskan sebagai hal yang berpasang-pasangan. Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk yang memiliki dua kepribadian, cenderung ke arah baik (positif) atau ke arah buruk (negatif). Seorang dikatakan baik jika ia mendatangkan rahmat atau membuat perasaan bahagia. Sedangkan pengertian buruk adalah segala sesuatu tercela. Meskipun karya ini lebih menitikberatkan pada hal tentang dualisme, tapi sebenarnya secara holistik berkaitan dengan aspek-aspek lain, seperti tentang ambiguitas, ilusi optis, konsep modular, dan gestalt. Setiap karya yang dibuat penulis mempertimbangkan aspek-aspek itu, hanya yang membedakan adalah adanya aspek yang menjadi inti/prioritas.

Modul-modul itu kemudian disusun disebuah frame seperti relief , sehingga karya-karya geometrisnya lebih terasa bentuk permainan ruang secara optis yang tangible (teraba). Beberapa karya terbaru menunjukan bentuk yang representasional yang tercipta dari susunan-susunan modulnya , seperti kemunculan wajah manusia secara optikal. Bahkan modul-modul itu disusun berdiri seperti bentuk patung. Sekilas karya-karyanya seperti permainan modul arsitektural, maka tak heran , karya-karya Natas menunjukan sikap dan perilaku berbeda dalam praktek seni rupa terutama seni keramik kontemporer. Walaupun bisa dikategorikan sebagai lanjutan penjelajahan seni rupa formalisme melalui susunan modul geometris. (Rifky Effendy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *