NU-Abstract

23 Oktober – 23 November 2018

Pembukaan : Selasa, 23 Oktober 2018 Jam 19.00 WIB

Kolektif ini terdiri dari beberapa seniman di Bali : Gede Mahendra Yasa (Singaraja ,1967), Kemalezedine (Yogya , 1978), Ketut Moniarta (Wanagiri, 1981), Dewa Ngakan Ardana (Semarapura, 1980), Agus Saputra (Payangan, 1992), Putu Bonuz (Nusa Penida, 1972). Sebagian mereka sebelumnya tergabung dalam Neo-Pitamaha, yang kemudian menjadi ruang diskusi terbuka dengan memberikan peluang bagi individu lain ikut dalam wadah diskusi Neo-Pitamaha, hal ini memunculkan gagasan-gagasan dalam perspektif lain membaca wacana seni lukis Bali. Mengutip catatan katalog pameran Nu-Abstract di Langgeng Art Foundation, Yogya pada pertengahan 2018 lalu, bahwa Respon atas gagasan abstrak adalah abstrak sebagai konteks rasional yang merujuk pada konsep abstrak dalam seni rupa modern. Kelompok ini menghindari abstrak menjadi sebuah akidah atau abstrak yang berdasarkan anti figuratif. Gagasan ini muncul dan memantapkan pendekatan kelompok ini untuk membongkar formalisme, alih-alih mereka mewujudkan Abstrak sebagai gerakan kesadaran anti ikonoklasme. Gagasan ini terinspirasi dari gerakan generasi 80-an di New York mengenai “kembali ke lukisan,” jembatan antara abstraksi radikal, dan investegasi ulang atas sejarah lukisan yang lebih besar dan pendekatan yang lebih subyektif dan berpihak pada minoritas.