Batik GUTTA TAMARIND : Komunitas 22 Ibu

posted in: PAST EXHIBITION | 0

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 

Pameran

Batik GUTTA TAMARIND

Komunitas 22 Ibu .

Ariani Rachman – Ariesa Pandanwangi – Arleti Mochtar Apin – Arti Sugiarti – Atridia Wilastrina – Belinda Sukapura Dewi – Cama Juli Ria – Dina Lestari – Farida Wahyu – Gilang Cempaka – I.G.P.A Mirah Rahmawati – Ika Rahmat Djabaril – Luki Lutvia – Mia Syarief – Nina Fajariyah – Niken Apriani – Nita Dewi – Nuning Yanti Damayanti – Nurul Primayanti – Rini Maulina – Ratih Mahardika – Siti Wardiyah – Sri rahayu Saptawati – Wita Prayoga – Yustine

Komunitas 22 Ibu menciptakan teknik pembatikan menggunakan gutta tamarind. Ini merupakan sebuah eksplorasi dan eksperimen alternatif pengganti bahan dasar lilin dalam teknik membatik tradisional. Teknik ini secara konsisten digunakan oleh Komunitas 22 Ibu sejak beberapa tahun terakhir. Beberapa pernah dipamerkan, seperti dalam pameran ‘The Myth Story of Nusantara With Gutta Tamarind Batik’ di Bandung. Membatik dengan gutta tamarind dilakukan untuk melestarikan batik dan memperkenalkan alternatif lain selain lilin.

Teknik gutta tamarind tidak mempergunakan canting alat untuk menorehkan perintang pada kain dan juga tidak harus ada proses plorod. Tepung biji asam atau tamarind diolah dan dicampur dengan bahan margarin atau lemak nabati dan air hangat hingga menjadi larutan berupa gel pasta atau gutta, kemudian gel pasta gutta dituliskankan pada permukaan kain seperti juga malam, lilin, atau wax yang berfungsi sebagai perintang warna pada proses batik tradisional. Perintang adalah pembatas atau outline pada kain sebagai media batik, yang fungsinya merintangi atau membatasi antar warna, antar bidang dan memperjelas bentuk pada objek gambar atau motif yang dibuat. Dengan Gutta Tamarind tehnik membatik menjadi lebih sederhana akan tetapi menjadi tehnik yang lebih modern.Teknik ini dapat dikatakan lebih modern karena ada perbedaan tahapan prosesnya dengan pembuatan batik tradisional, yang menggunakan malam, lilin, atau wax panas dan cair sebagai bahan perintang warnanya.

Motif – motif yang dipamerkan terbagi dalam dua bagian, pertama yang bermotif dari berbagai lagenda cerita rakyat nusantara, sedangkan lainnya tentang fable atau dunia binatang. Mereka masing-masing menafsirkan kedalam olahan rupa dan penerapan warna yang memikat. Mulai dari yang simbolik hingga yang realis, yang abstraksi hingga dekoratif, semua memancarkan Komunitas 22 Ibu didirikan oleh para Ibu yang berlatar akademik sebagai pendidik dari lintas institusi, seniman dan desainer yang memiliki kesamaan berkarya seni, pameran, workshop, wisata kuliner, gathering, berfoto selfie-foto bersama, dan travelling. Anggotanya berasal dari lintas profesi ini tinggal di Bandung-Jakarta–Purwakarta-Banten-Cimahi-Tanggerang-Bekasi – Jerman . Saat ini jumlah anggota masih terbatas 44 orang perupa. Keaktifannya dalam kegiatan berpameran dibuktikan juga bahwa para guru dan dosen mampu menembus event-event kompetisi nasional, seperti Pameran Karya Pengajar Seni Rupa, atau juga Pameran Guru Seni Berlari, sedangkan aktifitas di luar negeri dimulai dengan pameran di China, kemudian Jepang, Malaysia, dan juga India. Dalam satu tahun komunitas 22 Ibu dapat mengikuti 7-9 kali pameran yang sebagian besar berasal dari undangan pameran, sedangkan kegiatan pameran yang reguler di gelar oleh Komunitas 22 Ibu adalah pameran setiap bulan Desember, yaitu bersamaan dengan ulang tahun komunitas 22 Ibu yang juga bertepatan dengan hari Ibu Nasional, telah disepakati bersama.

Bio seniman

Ariani Rachman menyelesaikan studinya di S1 dan S2 Desain Produk, saat ini merupakan salah satu staf pengajar tetap di Program Studi Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti. Sebagai dosen, ia aktif melaksanakan kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi disamping mengajar, yaitu pengabdian kepada masyarakat dengan kegiatan yang fokus pada pengolahan dan pemanfaatan barang bekas berbahan plastik, melakukan penelitian, dan menjadi pemakalah dalam seminar nasional dan internasional. Ariani memiliki ketertarikan melakukan penelitian tentang budaya suku karo, Sumatera Utara dan pengembangan produk cendera mata berbasis bentuk dan filosofi perhiasan karo bernama padung-padung.

Ariesa Pandanwangi, lulus S3  FSRD ITB dan saat ini bekerja sebagai dosen, di Fakultas Seni Rupa Dan Desain Universitas Kristen Maranatha. Aktif meneliti, pengabdian pada masyarakat, pameran karya seni, juga mensinergikan energi kreatif perempuan Indonesia melalui komunitas 22 ibu. Selain itu travelling ke pelosok Indonesia juga ke beberapa negara bersama teman dan keluarga. Ariesa, juga seorang aktivis pelayanan sosial dan anggota Lions Club Distrik 307 B2 Indonesia. Sekalipun jadwal di kampus padat, tetapi hang out dan kumpul-kumpul sambil selfie adalah moment yang tak terlupakan. Fun, relax, and enjoy.

Arleti Mochtar Apin.  Pendidikan desain tekstil S1 dan S2 dari ITB 2001. Mulai mengajar desain tekstil  dari tahun 1992 ( STISI hingga sekarang di ITHB di bidang DKV. Kegiatan sosial dalam bidang pendidikan, budaya dan sejarah di Bumidega. Juga menjadi peneliti dan pengamat budaya secara mandiri. 2018 pameran narasi mitos dan legenda indonesia dalam ekspresi batik tamarin, agustus 2018, museum basoeki abdullah , Jakarta. 2017 pameran sejarah kemendikbud , galeri nasional jakarta, pameran pahlawan perempuan indonesia, galeri MEDCO Jakarta, pameran  22 ibu, the power of silence, galeri equilibrium Bandung, pameran mahasiswa dan dosen ITHB, PVJ bandung, pameran internasional, batik tamarin New Delhi galery, India, pameran internasional batik tamarin aligarh muslim university galery, india, 2016 pameran 22 ibu; lelakiku, galeri YPK, Bandung, pameran kartini, galeri Taman Budaya Bandung, pameran international asean fine art exhibition UPI Bandung, pameran mahasiswa dan dosen ITHB, 2015 pameran bersama siswa kelas kreatif, Bumidega, bandung.

Arti Sugiarti Pernah belajar di jurusan ekonomi salah satu  perguruan tinggi swasta di Bandung, (1987). Bergabung dengan kandaga sunda production, (1990). Belajar melukis secara autodidak di studio palang dada, Bandung, sejak tahun 1999.  Bergabung dalam manajemen thee huis gallery, taman budaya Jawa Barat (2015). Tinggal dan bekerja di Bandung. 

Atridia Wilastrina, dosen FSRD universitas Trisakti jurusan Desain Interior. Lulus S1 tahun 1988 dari Universitas Trisakti. Tahun 2000 mendirikan perusahaan konsultan interior bersama 2 rekan dari Trisakti dengan bendera perusahaan Pt Karisma Ornamen Raras Arte Linea (PT KORAL). Mengerjakan proyek-proyek seperti rumah tinggal, apartemen, rumah sakit, kantor dll. Tahun 2000 sampai sekarang mengajar sebagai dosen di trisakti. Tahun 2010 melanjutkan S2 di Universitas Trisakti lulus tahun 2012. Tahun 2011 mengajar juga di Universitas Bina Nusantara (BINUS) sampai sekarang. Selain mengajar juga aktif di bidang seni dan budaya dibawah lembaga budaya trisakti. Sebagai dosen juga mengikuti berbagai macam kegiatan akademis seperti penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan seminar

Belinda Sukapura Dewi, lulus dari jurusan seni rupa, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih gelar sarjana dan master. Dia mengambil jurusan melukis dan melukis secara aktif sampai sekarang, dan berpameran di dalam dan luar negeri. Selain melukis, belinda  berpartisipasi dalam seminar, dan melakukan penelitian seni. Dia juga berpartisipasi dan mengatur beberapa  kegiatan sosial dengan fakultasnya. Saat ini, beliau mengajar  di jurusan seni rupa, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Di  Universitas Kristen Maranatha dan berpartisipasi aktif dalam pameran dengan kelompoknya 22 ibu ( kelompok yang terdiri dari guru seni rupa dan dosen).

Cama Juli Ria , adalah dosen Fakultas Seni Rupa Dan Desain Universitas Trisakti, Jakarta. Menempuh Pendidikan S1 Desain Interior FSRD Universitas Trisakti. Program Magister Sosiologi ISIP Di Universitas Indonesia (UI Depok). dan Program Doktor Ilmu Desain di Fakultas Seni Dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB). Setelah Lulus S1 dari 1993 hingga 1995 bekerja sebagai konsultan desain interior di beberapa kantor. Sejak 1995 hingga sekarang sebagai Dosen di Program Studi Desain Interior FSRD Universitas Trisakti, Jakarta. Menjadi Dosen, selama kurang lebih 24 tahun, telah memegang berbagai jabatan struktural, dan kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Desain. Selain sebagai Dosen juga bekerja lepas untuk menerima proyek interior. Aktif dalam penelitian, pengabdian masyarakat, menulis di jurnal nasional dan internasional, dan pembicara serta peserta dari berbagai seminar. Awal mengikuti pameran pada tahun 2013 yaitu  berpartisipasi di pameran ICAD oleh Artura di Grand Kemang Hotel, Jakarta Selatan,  Dalam bentuk produk Standing Lamp. Mulai tahun 2018 tergabung dalam komunitas 22ibu Dan mulai aktif berpartisipasi sebagai perserta berbagai pameran seni dan desain secara nasional dan internasional.

Dina Lestari. Lulus dari jurusan seni rupa Universitas Negeri Jakarta dan Program Penciptaan Seni Di Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Berpengalaman mengajar seni rupa, kerajinan dan sinematografi di beberapa sekolah seperti di Trinity  International School, Nasional Montessori, Sancta Ursula, Kids World, X-Kul TV, Jurusan Seni Rupa dan PG-PAUD Universitas Negeri Jakarta. Saat ini berkonsentrasi berkarya, menjadi desainer lepas dan mengajar tetap di Product Design Programme Podomoro University. Memiliki banyak kesempatan dan aktif berpameran di dalam dan luar negeri.

Farida Wahyu , Lahir di Bandung, 26-01-1960 dan tinggal di Jl Sudirman 71 Bandung. Sejak  kecil  senang menggambar , th 1990 -1993  mulai melukis media oil on canvas secara otodidak dan ikut beberapa pameran lalu berhenti total selama 22 tahun. Mulai melukis kembali tahun 2015, tahun 2016 mulai serius kembali oil painting dan belajar secara otodidak. Pada tahun 2017 belajar  chinese painting and watercolor dibawah bimbingan  Teng Moe Yin. Kini kembali aktif berpameran setelah bergabung dengan beberapa komunitas yang dapat memfasilitasi kegiatannya.

Gilang Cempaka, pengajar di Universitas Paramadina, Program Studi DKV, saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Rekayasa. Gilang aktif berpameran baik di dalam dan di luar negeri, memberikan workshop menggambar dan membatik. Pengalaman pameran pada tahun 2018 pameran narasi mitos dan legenda indonesia dalam ekspresi batik tamarin, agustus 2018, museum basoeki abdullah, Jakarta.  2017 “indonesian folks modern batik”, Indira Gandhi National Center Of The Arts, New Delhi, dan di Aligargh Muslim University, Uttar Pradesh; “pameran pahlawan dan tokoh perempuan dalam ekpresi batik” galeri nasional jakarta. 2016 “portis tertia mundi” galeri seni popo iskandar; “spirit kartini”  taman budaya dago bandung; “lelakiku”, gedung ypk bandung. 2015 “pandora” di Taman Budaya Tea Huis, Bandung; “pandora”, taman budaya tea huis, bandung, 22-30 Agustus 2015.

I.G.P.A. Mirah Rahmawati saat ini sedang studi lanjut program doktoral  ISI Denpasar bidang Pengkajian Seni. Berprofesi sebagai Dosen Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni  Jurusan Seni Rupa Dan Kerajianan IKIP PGRI. Lahir pada tanggal 27 September 1982. Aktif berpameran di dalam dan luar negeri. Beberapa pamerannya selama 3 tahun terakhir : Pameran “sang subjek” di Bentara Budaya Bali. Workshop batik lilin dingin. Timbang pandang. 21-30 april 2018. Pameran mitos dan legenda indonesia dalam ekspresi batik gutta tamarind di Museum Basuki Abdullah-Jakarta.  27 Juli 2018  hingga 10 Agustus 2018. Pameran reimagining the myth story of nusantara. Galeri Sejarah Dan Kebudayaan Tionghoa.

Ika Rahmat Jabaril, Doktor seni rupa ITB. Mengajar di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Jawa Timur, Program Studi pendidikan Seni Rupa. Ketua Pusat Pengkajian Budaya Nusantara, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Mengikuti berbagai event pameran karya seni rupa, bersama maupun tunggal. Sudah menerbikan beberapa buku.

Luki Lutvia . Lahir 55 Tahun yang lalu di bandung dan menetap di kota kembang hingga sekarang, Lulusan FSRD ITB Jurusan Desain Tekstil Ini Setelah lulus sempat membuat usaha memproduksi tekstil untuk House Hold dengan Brand  El N El bekerja sama dengan sesama rekan kuliah, Pada saat yang sama bekerja juga sebagai pengajar di STISI Bandung selama 5 tahun untuk kemudian berhenti dan hijrah ke Amerika dan menetap disana  selama 15 Tahun. Di Amerika mulai serius mendalami photography dari  tahun 2012 sampai sekarang. Hasil karya nya dapat  dilihat disini Http://Www.Thepicta.Com/User/Lukilutvia/1empat813 1empat8empat3   Tahun 2016 kembali ke tanah air dan bergabung dengan ITENAS  Dan DKV ITHB Menjadi Staf Pengajar Luar Biasa mengajar mata kuliah nirmana 2D dan dasar fotografi  hingga sekarang. Pengalaman Pameran Tahun 2017 Pameran Bersama Komuitas Ibu22, Galery Equilibrium, Bandung, Bentara Budaya Bali. 2018 Pameran Narasi Mitos Dan Legenda Indonesia Dalam Ekspresi Batik Tamarin, Agustus 2018, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta.

Mia Syarief . Lahir  dan besar dikota Garut.  Tahun 1982 masuk IKIP (UPI) Bandung jurusan pendidikan Seni Rupa,  lulus Tahun 1987, 2008 masuk  FRSD ITB Bandung  jurusan  Animasi,  sekarang menjadi Guru Seni Budaya di SMA KARYA PEMBANGUNAN 2 Bandung, Aktif berpameran sejak kuliah di tingkat pertama sampe sekarang,  motto hidup saya : akan tetap berkarya dan berkarya. Pengalaman pameran 2015 Exhibition Japan-Ind “Faces 2015” Eco Gallery Building-Shinjuku-Tokyo Japan; PANDORA, Sex, Women and The City, Thee Huis Art Gallery, Taman Budaya,

Nina Fajariyah, seorang guru seni rupa. Aktif mengajar hingga saat ini dan mengikuti pamera pameran. Sangat menyukai batik dan beberapa kali menjadi pelatih pada workshop batik. Bergabung dengan komunitas 22 ibu dan mempelajari batik teknik dingin. Karya terakhir adalah ilustrasi yang dibuat untuk cover buku antologi puisi puputan melawan korupsi yang diterbitkan KPK. Pengalaman pameran 2017 Bertegur sapa bertukar karya, Gedung Sarinah Ekosistem; Indonesian Exhibition Environment And Eco Tourism, Asean Japan Centre Tokyo; Galeri Thiempo Iberaamericano Fukuoka Japan;  power of silent pameran bersama 22 ibu, Bandung. 2018 pameran narasi mitos dan legenda indonesia dalam ekspresi batik tamarin, Agustus 2018, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta.

Niken Apriani, Guru SMPN 3  Cimahi. Lulus dari S1- UPI Bandung. Selain mengajar, memberikan Workshop dibeberapa komunitas tentang membatik menggunakan bubur biji tamarin sebagai pengganti malam pada membatik tradisional, juga cukup aktif berkesenian khususnya pameran seni rupa. Pengalaman pameran – 2018 Pameran Narasi Mitos dan legenda Indonesia Dalam Ekspresi Batik Tamarin, Agustus 2018, Museum Basoeki Abdullah , Jakarta.  Tahun 2017, Pameran  Ibu Bumi & Pahlawan Perempuan Indonesia, Galery Mezanin, The Energy Building, Medco SCBD Jakarta; Pameran Sejarah “Visualisasi Pahlawan perempuan dan Tokoh Nasional Perempuan  Inspiratif”, Galeri Nasional, Jakarta, “Indonesian Batik Tamarin on Silk” Gallery of  Indira Gandhi National Centre for the Arts, (IGNCA), New Delhi, KBRI Indonesia New Delhi. 2016, Pameran ALUR. di Galeri Nasional, Jakarta; Pameran “ Pandora , Sex, Woman and the City”,  Gramedia Group, Galeri  Bentara Budaya, Jakarta. 2015, Pameran “Portis Tertia Mundi’, Griya seni Popo Iskandar, Bandung; Pameran #21 “Spirit of Woman” , Galeri Nurcholis Majid, Universitas Paramadina.

Nita Dewi , Guru Seni Budaya di SMPN 9 Bandung, setelah lulus S1 jurusan Seni Rupa IKIP Bandung pada tahun 1994, selain mengajar aktif sebagai pengurus MGMP Kota Bandung, aktif berkesenian dan pameran seni rupa setelah bergabung dengan komunitas 22 Ibu. Pengalaman pameran 2017 “The Power of Silence” Equilibrium Bandung,“ Pameran Ibu Bumi & Pahlawan Perempuan Indonesia, Galery Mezanin, The Energy Building, MEDCO SCBD, Pameran Sejarah “Visualisasi Pahlawan Perempuan dan Tokoh Nasional Perempuan Inspiratif”, Galeri Nasional Jakarta, “Indonesian Batik Tamarin on Silk” Gallery of Indira Gandhi National Centre for the Arts, (IGNCA), New Delhi, KBRI Indonesia New Delhi. 2016 Pameran “lelakiki”, Gedung YPK Bandung, “ Pameran Zona 2 Jawa Barat” Taman Budaya Bandung, Pameran “Pandora, Sex Woman and the City”,Gramedia Group, Galeri Bentara Budaya Jakarta. 2015 “PANDORA” di Taman Budaya Tea Huis, Bandung. “Portis Tertia Mundi”, Griya Seni Popo Iskandar, Bandung, Pameran #21 “Spirit of Woman”, Galeri Nurcholis Majid, Universitas Paramedina, Jakarta.

Nuning Yanti Damayanti, Dosen FSRD ITB. Lulusan S1 FSRD ITB, 1989-1991 Pendidikan Non Degree Di HBK Braunschweig, Jerman, (Beasiswa Goethe Institute & Hbk Braunschweig). 1993 -1996 Menyelesaikan S2 Di HBK Braunschweig (Beasiswa DAAD-Jerman), 2007 Lulus Program Doktor FSRD ITB.  1997-2016  Menjabat Berbagai Jabatan Struktural Di FSRD ITB. Selain Mengajar, Aktif Dalam Kegiatan Kebudayaan, Pengabdian Masyarakat, Penelitian, Pameran Seni Rupa, Seminar Nasional & Internasional, Traveling, Menulis Puisi Dan Essay.

Nurul Primayanti, Dosen Universitas Podomoro Jakarta. Lahir Jakarta, 19 Januari 1967.  Nurul aktif mengajar di Desain Produk Podomoro University dengan spesialisasi Ergonomic Design, Fashion & Jewelry Design, Apparel Design. Nurul Primayanti MSc, lulusan S1 dan S2  Product Design Engineering di Technische Universiteit Delft – Belanda. Seni melukis untuk Nurul adalah bagian dari cara menikmati hidup. Email nurulprimayanti19@gmail.com. Pameran terakhir yang diikutinya adalah Pameran internasional seni rupa di jepang dalam rangka festival-Fukuoka – Gallery Thiempo Iberoamericano Japan. 1 -5 Nov 2017. Pameran seni rupa #5 bersama komunitas 22 ibu kerjasama dengan gallery equilibrium “the power of silence” 10-15 Desember 2017. Pameran “sang subjek” di bentara budaya bali. Workshop batik lilin dingin. Timbang pandang. 21-30 April 2018.

Rini Maulina, mendedikasikan diri di bidang seni visual sejak Tahun 1999, dan tertarik terhadap seni dalam kebudayaan dari Tahun 2007. Berkarya di bidang seni visual dengan bereksperimen berbagai media dan visual. Menyebarluaskan seni dan desain dalam kebudayaan di program studi DKV UNIKOM.

Ratih Mahardika, 2008 S1 Desain Produk, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Profesi sebagai desainer pada konsultan interior. 2012 lulus S2 desain Institut Teknologi Bandung (ITB). 2013 -sekarang  dosen tetap di Universitas Trilogi.  Sempat menjabat sebagai Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual dan merangkap sebagai koordinator program studi (Dekan) Industri Kreatif. Pengurus Asosiasi Professional Desain Komunikasi Visual Indonesia (AIDIA)  skala nasional sejak 2015. Tenaga ahli dalam kegiatan pemerintahan sebagai tenaga ahli desain kemasan dan branding pada project 12 Kabupaten pesisir indonesia timur kerjasama IFAD dan KKP. 2016, desainer program IKKON – BEKRAF (Juli-Oktober) di Lampung mengembangkan produk tenun tapis bersama para pengrajin. Bagian dari indonesia trend forecasting (textile & pattern) 2017 pada program bekraf 2017 (April-Agustus); tenaga ahli desain pada  program KEMENDAG sebagai designer dispact service (DDS) dan UKM binaan PT. Sarinah. November 2018 menjabat sekretaris Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) di Universitas Trilogi. Selain aktivitas mengajar, usaha dibidang desain produk home décor, studio randomdécor, dan aktif berpameran dalam karya seni rupa. 2018 pameran narasi mitos dan legenda indonesia dalam ekspresi batik tamarin, agustus 2018, Museum Basoeki Abdullah , Jakarta.

Siti Wardiyah Sabri, S.Pd atau biasa dikenal dengan nama Dunki Sabri, guru seni budaya bidang seni rupa Smp Islam Al Azhar 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Lulus S1 pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2008, hingga saat ini banyak berkecipung dibidang pendidikan nonformal juga pengabdian masyarakat dengan mengadakan workshop menggambar, melukis dan handycraft khususnya yang diperuntukan bagi anak-anak dan guru-guru PAUD. Sebelum mengajar di Smp Al Azhar pusat pernah berprofesi sebagai desainer produk export handycraft dan illustrator lepas di beberapa agency periklanan dan penerbit buku seperti bip,erlangga, republika, gagas media, serambi dan lain sebagainya. 2018 pameran narasi mitos dan legenda indonesia dalam ekspresi batik tamarin, agustus 2018, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta.

Sri Rahayu Saptawati . Akrab dipanggil ibu Sapta oleh anak didiknya. Saat ini berprofesi sebagai guru seni budaya bidang seni tari. Melirik seni rupa yang memberikan energi dalam berkarya. Menurutnya dalam seni tari ketika kita memoles rupa penari kita juga bermain dalam warna dalam keseimbangan dan harus juga memunculkan karakter. Hal tersebut memberikan peluang untuk mengkolaborasikan antara gerak dan rupa. Harmoni keseimbangan inilah yang diekspresikannya melalui kain sutera yang menjadi pilihannya dalam proses kreatifnya. Pengalaman pamerannya bersama komunitas 22 ibu pada tahun 2017 yang mengusung tema ibu bumi dan pahlawan perempuan indonesia, galeri mezzanin, gedung energi energy building, jakarta. Pahlawan dan tokoh perempuan dalam bingkai kebinekaan. Di Galeri Nasional Jakarta. 2018 pameran narasi mitos dan legenda indonesia dalam ekspresi batik tamarin, Agustus 2018, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta.

Wita Prayoga. Lulus dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB,  jurusan Kominikasi Visual, tahun 1991, ia langsung bekerja sebagai penata artistik berbagai majalah ternama di Jakarta. Dari kecil suka menggambar, sejak SD aktif menggambar di Sanggar Lukis Barli Sasmitawinata. Di sana ia belajar menguasai berbagai media lukis, pinsil, pastel, cat minyak dan cat air. Mengenal komputer grafis sebagai media lukis, ketika ia harus mengerjakan kulit muka majalah, merasa tertarik dan tahun 2010 ia memutuskan untuk mengembangkan diri disitu. Menggambar adalah suatu kegembiraan bagi dirinya, yang ia ingin bagi dengan siapapun melalui karya-karyanya. Merasa “belum sampai ke titik yang diinginkan” membuatnya ingin terus berkarya, mencoba dan terus mencoba lagi,  mengeksplorasi media lukis melalui berbagai media. Mulai bergabung dengan Komunitas 22 Ibu pada tahun 2018.

Yustine sebagai ibu rumah tangga yang semenjak usia dini mempunyai kesenangan drawing dan melukis. Pada tahun 1975 sampai tahun 1979 kuliah menjadi mahasiswa di jurusan seni rupa IKIP Bandung dengan mendapatkan beasiswa super semar selama 3  tahun. Pada tahun 1978 sampai  1979 menjadi pengajar di SPG Citarum bandung dan SMP Kartika Candra di Geger Kalong Bandung. Pada tahun 1980 sampai dengan tahun 2 keliling berkeliling indonesia tengah dan indonesia timur mengikuti tugas suami sebagai construction engineer di bidang jalan dan jembatan. Pada tahun 2016 bergabung bersama komunitas 22 ibu, dan terus aktif berpameran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.